Rabu, 29 Januari 2014

Memandang Cobaan dari Sudut Positif

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Simaklah kalam Allah dengan iman, "Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, krisis pangan sampai kematian, dan berikanlah kabar gembira ini kepada orang-orang sabar yaitu orang-orang yang ditimpa musibah mereka mengucapkan "lnna lillahi wainnaa ilaihi raaji'un'." (QS Al Baqarah: 156).

Rasulullah bersabda, "Siapa yang dikehendaki Allah suatu kebaikan, maka diberiNya cobaan." (HR Bukhari).

"Tiada henti-henti cobaan menimpa mukmin, baik mengenai dirinya, keluarganya, hartanya hingga ia menghadap Allah dalam keadaan bersih dari dosa." (HR Tirmidzi).

"Apabila Allah menguji hambaNya dengan membutakan dua matanya, kemudian ia sabar, maka Allah menggantinya dengan ampunan dan surgaNya." (HR Bukhari).

"Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya ujian hidup, maka siapa yang ridha dengan ujian Allah, ia mendapat keridhaan Allah, dan siapa marah dengan ujianNya, ia pun mendapat murkanya Allah." (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Jadi, jangan pernah marah pada Allah yang menguji kita, jangan buruk sangka lagi. Jangan bersedih berkepanjangan lagi. Apalagi sampai putus asa.

Ikhlas, sabar, baik sangka, ikhtiar, doa dan tawakkaladalah 'al manhaj', jalan yang membuat Allah ridha. Jangan bersedih. Don't be sad, just a moment, and next you will be happy forever. Insya Allah.

Saudaraku, mari kuajak diriku dan kalian untuk merenungi nasihat Rasulullah, "Sungguh jika di antara kalian telah wafat, diperlihatkan padanya tempatnya kelak setiap pagi dan sore. Jika ia penduduk surga, maka diperlihatkan bahwa ia penduduk surga. Jika ia penduduk neraka, maka diperlihatkan bahwa ia penduduk neraka. Dan dikatakan padanya: 'inilah tempatmu'. Demikian hingga kau dibangkitkan Allah di Hari Kiamat." (Shahih Bukhari).

Alhamdulillah, yang membuat kita bahagia saat ini sebelum tidur di alam kubur, kita masih diberi kesempatan untuk bertaubat, beribadah, beramal sholeh dan menebarkan kebaikan, sekalipun waktu yang Allah berikan terlalu sebentar untuk mengumpulkan bekal selama-lamanya di Akhirat kelak.

Jangan sia-siakan lagi sisa hidup ini, Sahabatku. Berwudhu, berdoa, berzikirlah, sebelum wafat khusnul khotimah. Insya Allah, aamiin.

Saat Gagal pun Masih Ada Alhamdulillah

Tak selamanya perjalanan karir Anda mulus. Terkadang ide, usaha dan karya Anda ditolak oleh atasan dan rekan kerja. Kecewa itu sudah pasti. Tapi tahukah Anda ada sisi positif dibalik penolakan itu. Berikut hikmah yang bisa diambil dari sebuah penolakan dilansir 29secrets.

Tingkatkan kreativitas
Penolakan bukan berarti Anda gagal. Anda bisa jadi lebih kreatif, lebih berani bertindak dan memiliki ide unik. Jadi jangan larut dalam kekecewaan jika Anda mendapat penolakan ya!

Membangun karakter
Orang yang mendapat penolakan dalam hal apapun tentu merasakan kekecewaan dan putus asa. Jangan biarkan sikap tersebut tertanam dalam diri Anda! Dari penolakan tersebut Anda bisa lebih menghargai suatu proses, membangun keberanian, bisa belajar dari kegagalan dan tentunya membuat Anda lebih kuat.

Memaksa Anda untuk terus berkarya dan berusaha
Anda bukan pecundang yang langsung menyerah saat mendapat penolakan bukan? Penolakan membuat Anda termotivasi untuk terus berusaha. Mencari tahu penyebab kegagalan dan tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya.

Ternyata tak selamanya penolakan memberi dampak buruk bagi kehidupan Anda. Justru bisa membuat Anda lebih baik lagi.

Menyikapi Perintah dan Larangan-Nya

Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Sahabatku segala perintah dan larangan Allah adalah untuk kemaslahatan kepentingan hambaNya. Demikian halnya perintah shoum (puasa) agar hamba yang beriman itu menjadi bertakwa. Sebab hanya dengan takwa semua persoalan hidup dunia akhirat menjadi bahagia.

Karena itulah hamba beriman dididik Allah melalui universitas Ramadan. Inilah bukti rahmat Allah itu. Simak hikmah menjadi hamba yg bertaqwa:

1. Dicintai Allah, "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa." (QS At Taubah: 4),

2. Termulia di sisi Allah, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS Al Hujurat: 13),

3. Wafatnya khusnul khotimah, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS Ali Imron: 102),

4. Itulah bekal terbaik saat menghadap Allah, "Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepadaKu, hai orang-orang yang berakal." (QS Al Baqarah: 197),

5. Tidak ada rasa khawatir dan bersedih atas apa yang terjadi, "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Karena kesungguhan iman dan kekuatan takwa mereka. Bagi mereka berita gembira di dunia dan di akhirat." (QS Yunus: 62-64),

6. Meraih jalan keluar dari setiap masalahnya bahkan rezeki yang tidak terduga, "Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS Ath Thalaq: 2-3),

7. Kemudahan jalan menuju surgaNya, "Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS At Thalaq: 4),

8. Memiliki kekuatan membedakan dan menegakkan yang haq dan menghancurkan yang bathil, "Wahai orang-orang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan kepada kalian furqan dan Allah akan menghilangkan diri-diri kalian dari kesalahan-kesalahan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS Al Anfal: 29).

Menjadi Pribadi Bertakwa

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu.

Mari simak hikmah menjadi hamba yang bertakwa. Penyebab amalnya diterima Allah, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa." (Al Maidah: 27). Diampuni Allah karena sifat mulianya, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya dia telah mendapat kemenangan yang besar." (Al Ahzab: 70-71)

Akan diberi kedudukan kharisma mulia di muka bumi, "(Dia berkuasa penuh) pergi menuju ke mana saja dia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik," (QS Yusuf: 56). Selamat dari marabahaya, "Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut (QS Maryam : 72).

Kunci surga, "Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa," (QS Maryam: 63).

Melahirkan sifat-sifat mulia, "Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yagn luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan kesalahan orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzhalimi diri sendiri, segera mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosanya selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal," (QS Ali Imron: 133-136).

Hidup penuh berkah, "Jikalau sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya," (QS Al A'raf : 96).

Dibanggakan Allah, "Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-selamanya. Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada Tuhannya (QS Al Bayyinah: 8).

Allahu Akbar. Kini semakin jelas tujuan Shaum Ramadan itu agar bertaqwa untuk kebahagiaan dunia akhirat. Terimakasih ya Allah, Engkau sangat sayang pada kami, ampunilah dosa-dosa kami dan bimbinglah kami agar menjadi hambaMu yang bertakwa. Amin.

Monggo Do'a Selamat untuk Bencana di Jombang dan di Indonesia

Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Bila sahabatku tiba-tiba dalam kesulitan, maka berusahalah untuk:
1. Tetap tenang, jangan sekali-kali panik apalagi marah-marah, ingat kesulitan tidak selesai dengqn penyesalan dan caci maki,

2. Tingkatkan ketakwaan, "Barang siapa bertakwa kepada Allah, maka Allah tunjukkan jalan keluar baginya dan Allah beri rezeki dari jalan yang tidak terduga." (QS Ath Thalaq: 2-3),

3. Baik sangka pada keputusanNya, semua pasti ada hikmahnya, karena semua diputuskan dengan rahmat, ilmu dan kebijakanNya. "Aku bagaimana prasangka hambaKu." (Hadis Qudsi),

4. Optimis. Insya Allah badai pasti berlalu. Insya Allah di balik kesulitan pasti ada kemudahan,

5. Perhebat istiqfar dan sholawat, di antara dua jalan pembuka dan penolak bala (QS Al Anfal: 33),

6. Diskusikan dengan guru atau hamba Allah yang sholeh,

7. Mohon doa orang tua, guru dan sahabat sholeh,

8. Sedekah sebagai pembuka jalan,

9. Doa sepenuh hati, kekuatan doa merubah takdirNya atas izinNya pula sebagai penghormatan kepada hambaNya yang berdoa kepadaNya,

10.Tawakkal sepenuh hati, "Barang siapa bertawakkal kepada Allah, maka Allah menjadi penolongnya" (QS Ath Thalaq 4).

Sungguh, sahabatku. Kalau hati ini rindu denganNya dan surgaNya, maka tidak ada lagi masalah yang besar.

Subhanallah, sahabatku. Kuajak diriku dan kalian untuk membaca doa "Selamat Dunia Akhirat". Bacalah dengan hati dan aminkan ya sahabatku. "Allahumma inna nas aluka salaamatan fiddiin, wa afiatan fil jasadi, waziaadatan fil 'ilmi, wabarakatan fir rizqi, wataubatan qoblalmaut, warahmatan indal mauut, wamaghfirotan ba'dal mauut. Allahhumma hawwin alaina fisakaraatil mauut wannajaata minannaar, wal 'afwa indal hisaab. Rabbana laa tuzighqulubanna ba'idadzaitanaa wahablanaa minladunka rahmah. Innaka antal wahhab. Rabbanaa aatina fiddunya khasanah wa fil aakhirati khasanah waqinaa adzaabnnaar."

"Ya Allah, kami mohon kepadaMu keselamatan dalam berIslam, kesehatan jasmani yang bermanfaat, bertambah ilmu yang membuat kami semakin mencintaiMu, keberkahan rejeki, kesempatan bertaubat sebelum wafat, meraih rahmatMu saat kami wafat dan meraih ampunanMu setelah kami wafat. Ya Allah, mudahkanlah kami saat menghadapi dahsyatnya gelombang sakaratul maut, lepaskanlah kami dari api neraka, meraih kemaafan ketika dihisab. Ya Allah janganlah diguncangkan hati kami setelah mendapat petunjukMu, berilah kami rahmatMu. Engkau Maha Pemberi. Ya Allah berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, selamatkanlah kami dari azab api neraka."

Silsilah Keturunan Tionghoa Gus Dur

Saat Gus Dur mengaku keturunan Tionghoa tulen
Gus Dur. ©Reuters


Siapa sangka mantan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ternyata keturunan Tionghoa. Entah pengakuan itu benar atau tidak, tapi yang jelas Gus Dur berulang kali mengungkapkan hal itu di depan publik, bahwa dia keturunan Tionghoa.

"Saya ini China tulen sebenarnya, tapi ya sudah nyampurlah dengan Arab dan India. Nenek moyang saya orang Tionghoa asli," kata Gus Dur dalam talkshow "Living in Harmony The Chinese Heritage in Indonesia" di Mal Ciputra, Jalan S Parman, Jakarta Barat, Rabu (30/1/2008).

Gus Dur menjelaskan dirinya adalah turunan Putri Campa yang menjadi selir Raja Majapahit, Brawijaya V. "Putri Campa itu lahir di Tionghoa, lalu dibawa ke Indonesia," ujarnya.

Dari perkawinannya dengan Brawijaya V, Putri Campa ini mempunyai dua anak; pertama laki-laki bernama Tan Eng Hian dan anak kedua perempuan bernama Tan A Lok. Tan Eng Hian mendirikan kerajaan Demak dan akhirnya berganti nama menjadi Raden Patah. "Dari sana keturunannya," ujarnya.

Sedangkan Tan A Lok, menikah dengan seorang ulama muslim keturunan Tionghoa bernama Tan Kim Han. Dalam beberapa kesempatan lain, Gus Dur justru mengaku keturunan Tan Kim Han. Dia merupakan salah satu tokoh yang menggulingkan Kerajaan Majapahit dan ikut mengantarkan pendirian Kerajaan Islam Demak.

Tan Kim Han adalah tokoh Muslim Tionghoa pada abad ke-15 dan 16. Dia diutus oleh iparnya, Jin Bun (dalam kitab Pararaton) atau Tan Eng Hian (versi Gus Dur) atau Raden Patah, yakni Raja Demak pertama bersama Maulana Ishak (sebagian riwayat menyebut ayah Sunan Giri) dan Sunan Ngudung (konon ayah Sunan Kudus) untuk mengadakan revolusi politik pada Majapahit.

Pertanyaannya, sebenarnya Tan Kim Han ini tokoh 'fiktif atau asli? Sejauh ini belum bisa dibuktikan. Namun setidaknya catatan-catatan lama tentang Tan Kim Han ini diyakini beberapa orang.

Ketika menjadi presiden, Gus Dur pernah berkunjung ke Universitas Beijing, China, pada 3 Desember 1999. Di sana dia mendapat sambutan meriah. Selain mengaku sebagai keturunan Tan Kim Han, Gus Dur juga mengatakan bahwa salah satu putrinya belajar Mandarin di salah satu universitas di Indonesia.

Tiga tahun kemudian, pada 2003, ternyata Gus Dur diundang untuk meresmikan monumen Tan Kim Han di China. Pada tahun itu, muncul silsilah singkat tentang Tan Kim Han, berdasar dua catatan silsilah dari marga Tan cabang Meixi dan cabang Chizai yang dikompilasi pada 1576 dan 1907.

Dari catatan itu diketahui Tan Kim Han lahir pada 1383, pada masa pemerintahan Hongwu. Dia menikah tanpa anak dan mengajar di satu sekolah di Leizhou setelah lulus dalam ujian pada 1405. Berdasar catatan Chizai Fang Jiapu pada 1907, Tan Kim Han ikut bersama Laksamana Cheng Ho berkunjung ke Lambri-Aceh. Setelah itu namanya tidak tercatat lagi karena menjadi pengikut agama lain, kemungkinan Islam.

Laksamana Cheng Ho melakukan ekspedisi laut pada 1405-1433 M, salah satunya ke Lambri atau Aceh. Perjalanan tokoh muslim China ini didokumentasikan oleh Ma Huan dalam kronik China. Ma Huan tiga kali ikut dalam perjalanan Laksamana Cheng Ho, pada 1405, 1408 serta 1412. Dia juga mencatat Tan Kim Han ikut dalam perjalanan itu.

Pada 1413, Ma Huan mencatat Lambri telah menjadi kerajaan Islam, dengan populasi sekitar 1.000 keluarga, semuanya muslim dan mereka jujur. Raja di daerah itu beragama Muslim. Tan Kim Han mungkin tertarik terhadap komunitas Muslim yang hidup di Lambri dan memutuskan untuk tinggal di sana, dan menikah dengan wanita setempat, membangun keluarga di Lambri.

Keluarga yang dibentuk Tan Kim Han mulai berkembang dan menjadi keluarga berpengaruh di komunitas Muslim di Lambri hingga Jawa Timur. Tan Kim Han memiliki nama panggilan Syekh Abdul Qodir Al-Shini.

Belakangan, seorang Peneliti Prancis Louis-Charles Damais, ikut menelusuri jejak Tan Kim Han ini. Charles Damais sampai pada kesimpulan bahwa Tan Kim Han merupakan tokoh Muslim yang memiliki nama lain Abdul Qodir Al-Shini, makamnya di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
Kakek Gus Dur, Hasyim Asyari merupakan orang Jombang, putra dari Kiai Asyari. Jombang merupakan kabupaten kecil yang secara historis wilayahnya masuk dalam wilayah Majapahit. Makam Abdul Qodir Al-Shini masih satu kompleks dengan makam Putri Campa dan Raja Brawijaya V.

Soe Hok Gie, 'Si China Kecil' yang bahagia mati muda

Soe Hok Gie, 'Si China Kecil' yang bahagia mati muda
Soe Hok gie. kaskus.com 
Hidup adalah soal keberanian,
Menghadapi yang tanda tanya
Tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar
Terimalah, dan hadapilah...

Sebaris kata di atas adalah kutipan sajak Soe Hok Gie yang berjudul Mandalawangi-Pangrango. Ditulis tahun 1966 dan masih menginspirasi generasi muda hingga kini.

Semangat Soe Hok Gie tak pernah mati. Kematiannya saat mendaki ke puncak Semeru 16 Desember 1969 membuat sosoknya jadi legenda. Saat meninggal usianya 27 tahun kurang sehari. Para sahabat memanggilnya si china kecil.

Soe Hok Gie menjadi simbol pemuda idealis yang menentang kemunafikan dan mereka yang oportunis. Para aktivis yang memilih tetap kritis daripada bermanis-manis kemudian jadi politikus di DPR.

Buku harian Soe Hok Gie dicetak jadi buku berjudul Catatan Seorang Demonstran. Dicetak berulang kali dan jadi bacaan wajib aktivis mahasiswa sampai kini.

Foto Gie dan kata-katanya dicetak jadi stiker, poster dan disablon di kaos-kaos. Dengan bangga orang-orang muda mengenakannya. Di saat orang muda kehilangan sosok pemuda yang bersih, anti korupsi dan cinta tanah air, mereka menemukan sosok itu pada Gie.

Mungkin generasi kini muak dengan politikus muda yang tersangkut korupsi. kesal lihat barisan orang muda penghuni tanahan KPK macam Anas urbaningrum, Nazaruddin, Angelina Sondakh atau mafia pajak Gayus Tambunan yang kelakuannya bikin geleng-geleng. Mereka rindu orang muda bersih yang tak korupsi.

Soe Hok Gie ikut dalam pergerakan tahun 1965 bersama rekan-rekannya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Saat Soekarno tumbang, dia memilih tetap kritis pada pemerintahan Orde Baru di bawah Soeharto.

Tulisan-tulisan Gie yang dikirim ke surat kabar mengkritik kebijakan di awal-awal Orde Baru. Dia melihat kenyataan pahit, teman-temannya sesama aktivis kini merapat pada penguasa. Mereka jadi wakil rakyat di DPRD atau mulai menempati posisi pada birokrasi.

Gie menyindir mereka, dia mengirim bedak dan pupur agar teman-temannya bisa berdandan supaya lebih 'cantik' di depan penguasa. Dia pun dijauhi.

"Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan," Gie menyemangati dirinya.

Soe Hok Gie juga yang pertama mempelopori Mapala FS UI. Dia rajin blusukan ke gunung bersama kawan-kawannya. Menurut Gie, patriotisme tak akan tumbuh hanya dengan mendengarkan pidato.

Dia memang berdarah keturunan Tionghoa, tetapi mungkin lebih nasionalis daripada sebagian besar pribumi.

"Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung."

Soe Hok Gie mati muda seperti keinginannya. Gas beracun dari kawah Mahameru mengakhiri hidup Gie.

Jenazah Soe Hok Gie dibawa dari Puncak Semeru dan dimakamkan di Tanah Abang I, Jakarta Pusat. Tahun 1975 pemakaman itu akan digusur. Jenazah Gie pun diangkat dan dikremasi. Abunya ditebar di Lembah Mandalawangi Pangrango.

Tuhan mengabulkan keinginannya untuk mati muda.

"Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda."

Sabtu, 11 Januari 2014

Luruskan Hati dan Lisan

Tidak ada kebaikan dari kebanyakan obrolan (bisikan) mereka kecuali pembicaraan orang yang menyuruh bersedekah, berbuat kebaikan, atau berdamai antarsesama. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari ridha Allah, kelak Kami memberinya pahala yang besar.” (QS 4: 114).

Menjaga lisan dari pembicaraan yang sia-sia sangat ditekankan dalam agama. Banyak ayat Alquran maupun hadis yang memerintahkan demikian. Dengan redaksi yang berbeda-beda, kedua rujukan tersebut mewanti-wanti kita agar hati-hati dalam berbicara.

Lisan menjadi kunci keselamatan sekaligus sumber malapetaka. Orang yang menjaga lisannya dengan berkata jujur, bertutur santun, serta hanya berbicara kebaikan akan selamat di dunia maupun di akhirat kelak.

Sebaliknya, lisan yang berkata kotor cenderung menyudutkan, merendahkan, menghina, apalagi memfitnah, dan mengadu domba akan mencelakakan.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Setiap ucapan Bani Adam membahayakan dirinya, kecuali kata-kata berupa amar makruf dan nahi mungkar serta berzikir kepada Allah.” (HR Turmuzi). Hadis ini menunjukkan rentannya penggunaan lisan oleh seseorang.

Ibarat pedang bermata dua, lisan bisa menyelamatkan sekaligus membahayakan. Dalam kamus keseharian, sering kali kita mendengar pepatah mulutmu harimaumu.

Hal serupa juga ditemukan dalam pepatah Arab yang memiliki arti keselamatan manusia tergantung pada pemeliharaan lisan. Pepatah tersebut secara substansial sejurus dengan hadis Nabi di atas. Yakni, lisan selalu menjadi awal yang menentukan nasib manusia.

Lidah tidak bertulang, begitu kata para jenaka yang diabadikan dalam sebuah lagu. Bentuknya elastis, lentur, mudah digerakkan, menjulur ke mana saja yang dikehendaki. Namun, setiap kata yang dikeluarkan punya dampak sangat besar.

Tak ada sesuatu yang lebih tajam dari kata-kata. Begitu juga belum ada yang mampu menandingi kelembutannya. Bahkan, hal ihwal paling suci, seperti Alquran dan kitab lainnya, pertama kali disalurkan lewat lisan.

Manfaat dan bahaya lisan tidak hanya berlaku bagi si empunya. Terhadap orang lain dan lingkungan sekitar juga sama. Begitu banyak orang yang hidupnya hancur akibat ocehan lisan saudaranya.

Ocehan yang berisi fitnah, tuduhan keji, atau makian sumbing tanpa dasar yang dibenarkan. Tiba-tiba dalam waktu sekejap, yang awalnya dipuji kemudian dimaki, awalnya dipuja lalu dihina, awalnya dihormat lantas dilaknat.

Tentu saja, orang yang berbuat demikian kadar keimanannya compang-camping. Nabi  bersabda, “Tidak akan lurus iman seorang hamba sebelum lurus hatinya dan tidak akan lurus hati seorang hamba sebelum lurus lisannya.” (HR Ahmad).

Bahkan, pada taraf tertentu, orang itu tidak dapat dikatakan beriman. Rasulullah bersabda, “Yang disebut Muslim adalah orang yang lisan dan perbuatan tangannya membuat orang lain aman dan selamat.” (HR Muslim).

Karena itu, sejatinya sebagai seorang Muslim, kita harus menjaga perkataan. Sebisa mungkin kita menghindar dari perkataan yang tidak perlu. Kebiasaan menggosip, melebih-lebihkan pembicaraan, dan membumbui berita dari katanya ke katanya.

Lebih tegas lagi, Rasulullah bersabda, “Bukanlah seorang mukmin orang yang kata-katanya kotor, kasar, menusuk, dan melaknat.” Jika yang dilaknat adalah perbuatan dosa, biarlah Tuhan yang melakukan-Nya.

Sebab, sebagai seorang hamba, belum tentu kita lebih suci daripada orang yang kita maki, lebih mulia daripada yang kita hina. Akhirnya, akan lebih bermakna kalau kita renungi perkataan Malik bin Anas dalam menyikapi perbuatan dosa orang lain.

Ia berkata, “Jangan memandang dosa-dosa orang seolah kamu adalah Tuhan, perhatikanlah dosa-dosamu sebagai seorang hamba. Kasihanilah mereka yang terkena musibah (cobaan) dan bersyukurlah kamu yang selamat.”

Berdoa dengan Cinta

Cinta adalah kekuatan batiniah yang merupakan fitrah esensial yang dianugerahkan Ilahi. Cinta adalah tema sentral di mana segala sesuatu berangkat dan berlabuh pada muara cinta. Apabila seluruh kehidupan dinisbatkan kepada cinta, niscaya damailah dunia.

Cinta atau di dalam bahasa Arab disebut dengan hubb adalah inti atau nucleus dari hubungan antara Abid dengan Ma'budnya. Dalam getaran cinta itu ada isy yaitu suasana keterpikatan dan kerinduan yang teramat sangat.

Asyik adalah kerinduan sang Perindu yang terus menerus mengharap Sang Ma'syuk (yang dirindukannya) dengan penuh keterpesonaan .

Ibarat kemegahan seorang Raja, mahkotanya adalah cinta yang berhiaskan mutiara keikhlasan, intan kesabaran, jamrud kerinduan. Raja yang tidak bermahkota, bagaikan penguasa tanpa wibawa.

Itulah sebabnya, bila seseorang mencintai Allah, akan tampak dari prilakunya yang ikhlas mengikuti jejak akhlaq Rasulullah SAW, sebagaimana Allah berfirman, "Katakanlah, jika engkau mencintai Allah , ikutilah aku, maka Allah akan mencintaimu, mengampunkan dosa-dosamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Penyayang."  (3 : 31).

Rasa cintanya, telah menepis segala jalan kecuali jalan yang ditetapkan Ilahi yang disebut sirathal mustaqim, jalan yang di penghujungnya ada gerbang ridha Ilahi. Pintu yang akan menghantarkan hamba-Nya memasuki taman–taman surga.

Dalam cintanya itu, ada kedamaian (muthmainah). Rasa rindunya melahirkan kekuatan (al quwwah) yang membakar gairah untuk selalu berjuang (mujahadah) sehinga terbukalah jalan menuju perjumpaan batin dengan Sang Ilahi.

Ini juga disebut mukasyafah tersingkapnya jalan menuju penyaksian (musyahadah) sehingga ia tenggelam dalam khlawatnya dengan Dia Yang dirindukannya.

Karena ia yakin, ia akan kembali keharibaan-Nya dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya, sebagaimana firman-Nya. "Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Maka masuklah kedalam golongan hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku." ( 89 : 27- 30 ) .

Pada saat berdoa, pandangan batinnya begitu tajam sehingga merasakan kehadiran dirinya di hadapan Sang Ilahi. Ia merasakan, betapa Sang Kekasih menatap tajam pada lubuk hatinya. Inilah yang dimaksudkan dengan ihsan. Rasulullah SAW bersabda, ”Beribadahlah seakan–akan engkau melihat Allah, dan bila tidak, rasakan bahwa Allah melihatmu." Karena Allah SWT senantiasa menatap kalbu, maka jadikanlah setiap desah nafas kita adalah doa!