![]() |
Dimas Cokro Pamungkas |
Do’a iftitah merupakan do’a yang dibaca pada waktu shalat tepat
setelah takbiratul ihram. Doa itu merupakan ketetapan dari Rasulillah
saw. Do’a iftitah berisikan ungakapan pujian atas kebesaran-Nya. Juga
berisikan pengakuan kelemahan dan kelengahan insan hingga memerlukan
perlindungan dan pengampuanan dari-Nya. Permohonan petunjuk agar
diberikan akhlaq yang mulia dan dihindarkan dari berbagai akhlaq yang
buruk, demikian keterangan yang terdapat dalam Ibanatul Ahkam.
Ibnu Umar radhiallahu anhu berkata bahwa pada suatu waktu kami shalat
bersama Nabi Muhammad saw, tiba-tiba ada seorang jama’ah bersuara “الله
أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا” lantas Rasulullah
saw bertanya “siapa yang mengatakan kalimat tadi?” orang yang bersuara
tadi menjawa “saya Ya Rasul..!” Kemudian Rasulullah berkata “saya heran
dengan kalimat itu, karena kalimat itu mampu membuka pintu-pintu
langit”. Lalu Ibnu Umar berkata semenjak mendengar pernyataan Rasulullah
itu (tentang do’a iftitah) aku tidak pernah meninggalkan bacaan kalimat
tersebut.
Adapun bacaan dan terjemahan dari do’a iftitah yang dibaca setelah
takbiratul ihram (rakaat pertama) sebelum surat alfatihah adalah sebagai
berikut. Untuk mempermudah pemahaman ditulis secara terpisah:
الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا.
(Allahu akbar, kabirau walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw washila)
Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah
dengan sebanyak-banyak pujian. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan
sore.
أنى وجهت وجهي للذى فطر السموات والأرض حنيفا مسلما وما أنا من المشركين.
(inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal arha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin)
Kuhadapkan wajahku kepada Dzat yang mencipta langit dan bumi dalam
keadaan lurus dan pasrah. Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang
yang menyekutukan Allah.
ان صلاتى ونسكى ومحياي ومماتى لله رب العالمين لاشريك له وبذلك امرت وانا من المسلمين
(inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin la syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin)
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk
Allah Tuhan Semua Alam, tiada sekutu bagi-Nya. dan begitulah aku
diperintahkan dan aku dari golongan orang muslim.